Skip to main content

Pengertian, Jenis dan pelaksanaan Inspeksi K3

Inspeksi K3 merupakan salah satu program keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja untuk megurangi potensi bahaya dan meminimalisir resiko yang terjadi, berikut adalah ulasan mengenai inspeksi K3.

PENGERTIAN INSPEKSI K3

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminologi bahwa inspeksi adalah pemeriksaan dengan seksama; pemeriksaan secara langsung tentang pelaksanaan peraturan, tugas.

Inspeksi K3 adalah suatu upaya untuk memeriksa atau mendeteksi semua faktor (peralatan, proses kerja, material, area kerja, prosedur) yang berpotensi menimbulkan cedera atau PAK, sehingga kecelakaan kerja ataupun kerugian dapat dicegah atau diminimalkan.

TUJUAN INSPEKSI K3

  • Memeriksa apakah pelaksanaan program K3 atau standar K3 sudah berjalan efektif atau belum.
  • Mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang pekerjaan dan tugas.
  • Mengidentifikasi bahaya yang ada di area kerja dan bahaya tersembunyi.
  • Menemukan penyebab bahaya.
  • Merekomendasikan tindakan perbaikan untuk mengendalikan bahaya.
  • Memantau langkah-langkah perbaikan yang diambil untuk menghilangkan bahaya atau mengendalikan risiko (misalnya, memantau perihal administratif, kebijakan, prosedur, peralatan kerja, alat pelindung diri dll.).
  • Meningkatkan kembali kepedulian tentang K3, karena dengan inspeksi, pekerja merasa bahwa keselamatannya diperhatikan.
  • Menilai kesadaran pekerja akan pentingnya K3.
  • Mengukur dan mengkaji usaha serta peranan para supervisor terhadap K3.

MANFAAT INSPEKSI K3

  • Untuk mengecek apakah sesuatu bertentangan atau menyimpang dari program sebelumnya.
  • Untuk meningkatkan kembali kepedulian keselamatan dilingkungan karyawan karena dengan inspeksi, karyawan merasa bahwa keselamatannya diperhatikan.
  • Mengetahui semua standart keselamatan kerja yang telah ditentukan.
  • Sebagai bahan utama pengumpulan data guna mengadakan pertemuan keselamatan kerja atau sidang P2K3.
  • Untuk menilai kesadaran keselamatan kerja dilingkungan karyawan perusahaan.
  • Untuk mengukur dan mengkaji usaha serta peranan para supervisor terhadap keselamatan kerja.
BACA JUGA

PERBEDAAN INSPEKSI K3 DENGAN AUDIT K3

Inspeksi K3

  • Upaya menemukan sumber bahaya
  • Dilakukan pada tempat kerja
  • Masukan pada sistem
  • Jangka waktu lebih pendek (bulan, setiap saat)
  • Metode penilaian: Y/N sistem, scoring, deficiency basis

Audit K3

  • Menentukan ketidaksesuaian dalam sistem
  • Dilakukan pada seluruh area
  • Masukan ketidaksesuaian
  • Jangka waktu lebih lama (tahun)
  • Metode penilaian: Numeric/proposal

JENIS INSPEKSI K3

Inspeksi tidak terencana

Waktu pelaksanaan inspeksi ini tidak menentu, sehingga umumnya bersifat dangkal dan tidak sistematis. Inspeksi tidak terencana mencakup beberapa hal berikut ini:

  • Umumnya hanya memeriksa kondisi tidak aman (kondisi tidak aman yang memerlukan perhatian besar yang sering terlewati).
  • Fokus lebih besar pada kepentingan produksi.
  • Tidak tercatat atau tidak didokumentasikan.
  • Tindakan perbaikan dan pencegahan tidak sampai mendetail.

Inspeksi terencana

Inspeksi rutin atau umum

Inspeksi rutin terhadap sumber-sumber bahaya ditempat kerja atau kegiatan identifikasi terhadap tugas-tugas, proses operasional, perlatan dan mesin-mesin yang mempunyai resiko tinggi.

Inspeksi rutin biasanya dilakukan minimal satu bulan sekali, tetapi ada juga yang melakukannya setiap enam bulan sekali hingga setahun sekali, tergantung kebijakan perusahaan. Inspeksi harus dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan manajemen K3.

Inspeksi khusus

Inspeksi khusus biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya terhadap objek-objek kerja tertentu yang memiliki risiko tinggi atau setiap kali ada proses atau mesin baru yang diperkenalkan di tempat kerja, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk pencegahan dan pengendalian risiko di tempat kerja.

Perbedaan antara inspeksi umum dan khusus adalah bahwa inspeksi umum direncanakan dengan cara walk-through survey keseluruh area kerja dan bersifat komprehensif, sedangkan inspeksi khusus direncanakan untuk diarahkan kepada kondisi-kondisi tertentu, seperti mesin-mesin, alat kerja, dan tempat tempat khusus yang telah diketahui mempunyai resiko tinggi.

BACA JUGA

PELAKSANAAN INSPEKSI K3

Tim inspeksi K3 adalah mereka yang sudah familier dengan area kerja, tugas, pekerjaan atau mereka yang telah menerima pelatihan atau sertifikasi. Kriteria lain untuk memilih tim inspeksi K3 di antaranya:

  • Pengetahuan tentang peraturan dan prosedur K3, termasuk menguasai undang-undang dan berbagai peraturan K3 yang dikeluarkan pemerintah maupun standar internasional
  • Pengetahuan tentang potensi bahaya.
  • Pengalaman dengan prosedur kerja.

Inspeksi K3 biasanya dilakukan oleh supervisor, manajer, perwakilan departemen K3, pekerja yang kompeten, dan/ atau pihak ketiga dari luar perusahaan. Tim inspeksi K3 dibedakan menjadi dua, yaitu:

Eksternal perusahaan

Inspeksi K3 yang dilaksanakan oleh pengawas dari instansi pemerintah atau pihak ketiga.

Internal perusahaan

Inspeksi K3 dilakukan oleh orang yang kompeten di dalam perusahaan seperti supervisor/pengawas atau manajer dan juga yang memiliki spesialisasi di bidangnya seperti safety advisor dan teknisi atau pekerja yang kompeten dari level terendah sampai level tertinggi (top management).

MENGAPA PENGAWAS/SUPERVISOR MELAKUKAN  INSPEKSI

  • Punya kepentingan Pribadi
  • Paham terhadap kondisi daerah kerja 
  • Paham sifat & tabiat pekerja
  • Dapat kontak langsung dengan pekerja
  • Mengikuti perubahan/perkembangan
  • Perbaikan dengan segera 

Comments

Popular posts from this blog

Bahaya Memakai Perhiasan Di Tempat Kerja

Bila dipakai pada tempatnya, perhiasan akan menciptakan keindahan yang menawan. Namun memakai perhiasan di tempat kerja ternyata mempunyai potensi bahaya yang sangat besar. Jangan memakai cincin, gelang atau kalung di tempat kerja sebab: BACA JUGA Minuman favorit perusak tubuh Efek penggunaan earphone ditempat kerja Mengenal bahaya timbal atau Pb Cincin, gelang, dan kalung bisa menyangkut pada mesin-mesin yang berputar yang akan menarik anda ke dalam putaran mesin tersebut. Cincin atau gelang anda bisa menyangkut pada sesuatu yang menonjol ketika anda terpeleset, jatuh, atau meloncat dari ketinggian. Cincin, gelang atau kalung anda dapat mengalirkan arus listrik ketubuh anda. Ingat barang-barang tersebut adalah penghubung arus listrik ketika anda bekerja dengan peralatan listrik. Kecelakaan yang disebabkan oleh perhiasan dapat mengakibatkan hilangnya jari tangan atau bahkan kematian. Pastikanlah untuk selalu melepas perhiasan anda sebelum mulai bekerja. Hal itu bisa menyelamatkan jar

Bahaya Getaran (Vibration) ditempat kerja

Dalam kegiatan sehari – hari di workshop atau bahkan di rumah kita sering menggunakan peralatan / tools yang menimbulkan getaran. Dari segi kesehatan getaran dapat menimbulkan beberapa resiko bagi kesehatan. Contoh mesin loundry yang bergetar dapat memajani petugas melalui transmisi/penjalaran, baik getaran yang mengenai seluruh tubuh ataupun getaran setempat yang merambat melalui tangan atau lengan operator. Safety talk kali ini akan membahas mengenai bahaya getaran bagi tubuh kita Definisi Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan gerakan osilasi. Vibrasi dapat terjadi local atau seluruh tubuh. BACA JUGA Pedoman keselamatan pada jari dan tangan Bahaya menjadi tukang las atau welder MInuman favorit perusak tubuh Efek kesehatan : Terhadap sistem peredaran darah : Dapat berupa kesemutan jari tangan waktu bekerja, Terhadap sitem tulang, sendi dan otot, berupa gangguan osteo articular (gangguan pada sendi jari tangan ) Terhadap system syaraf : Paraste

Bahaya Menjadi Tukang Las (Welder)

Terdapat beberapa segi negatif dari pekerjaan ”Tukang Las” diantaranya adalah berasal dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda, asap, debu dan gas, kemudian dari zat biologis yaitu bakteri, zat fisik yaitu kebisingan dan temperatur serta dari sisi ergonomik. Pada pekerja las yang diamati akan dilihat mengenai dampak pneumoconiosis adalah metode pengelasan yang digunakan adalah Arc Welding atau menggunakan bahan Consumable Electrodes. Material ini akan dapat membuat pekerja las sering tepapar gas-gas berbahaya dan partikulat asing. Proses-proses seperti pengelasan dengan flux-cored arc welding dan shielded metal arc welding akan menimbulkan asap yang mengandung partikel-partikel yang terdiri dari berbagai macam tipe-tipe oksida. Gas-gas berbahaya ini akan dapat mengakibatkan penyakit Metal Fume Fever bagi pekerja. Metal Fume Fever terjadi akibat terhisapnya uap atau asap (Fume) dari Zn, Mg, atau Oksida-nya. Kondisi dermatitis industri dapat dilihat dari segi zat fisis yaitu